Selasa, 30 November 2021

Berbincang dengan Hoaks, Media Sosial dan Dunia Digital

Guru Motivator Literasi Digital 

GMLD 2 Resume 13



Di pertemuan pelatihan ketiga belas ini, sebagai narasumber yaitu Ibu Aam Nur Hasanah, S.Pd. Beliau adalah seorang penulis dan pernah meraih Juara 1 Lomba Blog PGRI dan Juara 10 besar HUT AISEI kategori artikel favorit, serta melahirkan 36 buku. dan dipandu oleh Moderator Bapak Dail Ma'ruf, M.Pd. Pada pelatihan kali ini memaparkan tentang Berbincang dengan Hoaks, Media Sosial dan Dunia Digital.

Akhir-akhir ini dunia maya banyak dimunculkan informasi dan berita palsu atau lebih dikenal dengan istilah “hoaks” oleh sejumlah oknum yang tidak bertanggungjawab. Jika tidak ada kehati-hatian, netizen pun dengan mudah termakan tipuan hoaks tersebut bahkan ikut menyebarkan informasi palsu itu, tentunya akan sangat merugikan bagi pihak korban fitnah. Jika mengkaitkan antara hoaks, media sosial dan dunia digital, maka ibarat kata seperti "tiga serangkai" yang satu sama lain saling terkait.  

Hoaks adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar atau berita bohong, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya. Tujuan orang membuat hoaks adalah untuk membuat, menggiring, dan membentuk opini publik/persepsi, untuk bersenang-senang yang menguji kecerdasan dan kecermatan pengguna internet dan media sosial, lelucon atau sekedar iseng, menjatuhkan pesaing (black campaign), promosi dengan penipuan, ajakan untuk berbuat amalan-amalan baik yang sebenarnya belum ada dalil yang jelas di dalamnya.


Hoaks ada karena keberadaan internet sebagai media digital yang membuat informasi yang belum terverifikasi benar dan tidaknya tersebar cepat. Hanya dalam hitungan detik, suatu peristiwa sudah bisa langsung tersebar dan diakses oleh pengguna internet melalui media sosial. Pemanfaatan media sosial saat ini berkembang dengan luar biasa. media sosial (medsos) mengizinkan semua orang untuk dapat bertukar informasi dengan sesama pengguna. Perilaku penggunaan media sosial pada masyarakat Indonesia yang cenderung konsumtif, membuat informasi yang benar dan salah menjadi bercampur aduk. 

Melalui voting yang dilakukan di link https://www.menti.com/bpgc8gqab1 menanyakan tentang media sosial yang paling banyak digunakan. Berdasarkan hasil voting ternyata, aplikasi media sosial yang paling banyak digunakan adalah WhatsApp (WA), kemudian peringkat selanjutnya 
nya yaitu Facebook (FB), Telegram dan Instagram (IG)


Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah kenapa akhir-akhir ini berita-berita hoaks semakin marak? Banyak faktor yang menyebabkan suburnya hoaks akhir-akhir ini. Salah satunya adalah keberadaan media sosial (medsos).

📌 Keberadaan Media Sosial

Di era digital sekarang ini, keberadaan medsos adalah sebuah keniscayaan. Kita tidak mungkin tidak menghindar dari medsos. Medsos telah menjadi bagian dari kita.yang memiliki pengaruh sangat besar di seluruh bidang kehidupan masyarakat. Di Indonesia saat ini, medsos memiliki jumlah pengguna yang sangat besar, sebaran penggunanya pun tersebar dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia, dari usia anak-anak, muda bahkan sampai usia tua.

📌 Perkembangan Media Sosial

Pesatnya perkembangan medsos ini dipengaruhi oleh dua hal, antara lain: Pertama, Perkembangan teknologi, yg mengalami evolusi semakin kesini semakin cepat. Hal ini bisa kita lihat kebelakang, sejak belum ditemukannya teknologi internet, yaitu mesin cetak, radio, televisi, hingga saat ini dengan adanya media baru (online dan media sosial). Teknologi berkembembang sangat pesat, bahkan bisa dikatakan sebagai revolusi teknologi.

Kedua, Semua orang saat ini bisa memiliki medsos. Jika untuk memiliki media konvensional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan medsos.

Faktor kedua inilah yang menjadi karakter spesifik medsos dibanding media konvensional atau media mainstream, yakni semua orang dapat memiliki dan memproduksi konten apa saja tanpa adanya filter (editing) dari siapapun dan pihak manapun. Pengguna medsos dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model konten lainnya. Selain itu, factor kedua ini yang juga berpotensi memunculkan berita-berita hoaks atau hate speech.

📌 Dampak Media Sosial

Pemanfaatan medsos saat ini makin bervariatif, medsos tidak lagi hanya digunakan sebagai sarana untuk berkomunikasi atau bersosialisasi, namun medsos seringkali juga digunakan sarana pendidikan, sarana promosi (baik promosi yang sifatnya komersial maupun yang sosial), dan lainnya. 

Terlepas dari banyaknya dampak positif medsos tersebut, seringkali medsos telah disalahgunakan oleh orang-orang atau pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab untuk kepentingan dan keuntungan pribadi atau kelompoknya, yang dapat menimbulkan kerugian atau kerusakan bagi pihak lain bahkan bagi masyarakat dan negara.

Ciri-ciri hoax yang bisa dikenali, antara lain yaitu :

1. Menciptakan kecemasan, kebencian, permusuhan.
2. Sumber tidak jelas dan tidak ada yang bisa dimintai tanggung jawab atau klarifikasi.
3. Pesan sepihak, menyerang, dan tidak netral atau berat sebelah.
4. Mencatut nama tokoh berpengaruh atau pakai nama mirip media terkenal.
5. Memanfaatkan fanatisme atas nama ideologi, agama, suara rakyat.
6. Judul dan pengantarnya provokatif dan tidak cocok dengan isinya.
7. Memberi penjulukan.
8. Minta supaya di-share atau diviralkan.
9. Menggunakan argumen dan data yang sangat teknis supaya terlihat ilmiah dan dipercaya.
10. Artikel yang ditulis biasanya menyembunyikan fakta dan data serta memelintir pernyataan narasumbernya.
11. Berita ini biasanya ditulis oleh media abal-abal, di mana alamat media dan penanggung jawab tidak jelas.
12. Manipulasi foto dan keterangannya. Foto-foto yang digunakan biasanya sudah lama dan berasal dari kejadian di tempat lain dan keterangannya juga dimanipulasi.

✍️  Solusi

Setidaknya ada dua langkah atau cara yang bisa dilakukan untuk membendung tumbuh dan berkembangnya medsos. Pertama, melakukan kegiatan penyadaran pada masyarakat (literacy media/digital) agar bijak dan cerdas dalam bermedia. Kegiatan ini tidak mungkin berhasil jika hanya dilakukan sekali atau dua kali, namun membutuhkan waktu yang panjang dan berkesinambungan secara konsisten di berbagai kalangan masyarakat sehingga masyarakat menjadi sadar (aware) dan melek media, yaitu dapat memilah dan memilih berita atau informasi mana yang baik dan menyehatkan untuk dikonsumsi.

Langkah kedua adalah membudayakan sikap tabayun (klarifikasi), seperti yang diingatkan Allah SWT dalam QS Hujurat: 6 "Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa berita (hoak), periksalah dengan cermat (check and recheck) agar kamu tidak tertimpa musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu akan menyesal atas perbuatan itu"

Tabayun dalam arti mencari kejelasan tentang sesuatu sampai jelas benar keadaannya. Meneliti dan menyeleksi berita, tidak tergesa-gesa memutuskan masalah, baik dalam hal hukum, agama, kebijakan publik, sosial-politik dan lainnya hingga jadi jelas permasalahannya.



"Jika apa yang kamu baca tidak keluar, maka kamu saja yang keluar "  - Mahatma Gandhi


3 komentar:

Mohamad Bajuri mengatakan...

Resumenya bagus

Linda Haryati mengatakan...

Masih tahap belajar juga pak. Terima kasih Pak 🙏

Linda Haryati mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Puisi IKN Oleh Linda Haryati

Membiru Langitku di IKN Oleh Linda Haryati Selangkah demi selangkah Jejak langkah kutinggalkan Menampak jejak yang terpatri Di langit biru N...