Kamis, 18 November 2021

Inklusivitas di Dunia Digital

Guru Motivator Literasi Digital 2

GMLD 2 Resume 8




Di pertemuan pelatihan ke delapan  ini, sebagai narasumber yaitu Bapak Muliadi, S. Pd., M. Pd. Beliau juga seorang penulis buku yang menerbitkan Buku yang berjudul "Menulis dibalik layar, Writing is my passion" dan "Jagala Allah maka Allah akan menjagamu"   dan dipandu oleh Moderator Bapak Dail Ma'aruf. Pada pelatihan kali ini memaparkan tentang Inklusivitas di Dunia Digital.

Berbicara soal kata inklusif menjadi kata yang bertolak belakang dari arti eksklusif. Inklusif adalah memposisikan dirinya ke dalam posisi yang sama dengan orang lain atau kelompok lain sehingga membuat orang tersebut berusaha untuk memahami perspektif orang lain atau kelompok lain dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. Dengan begitu sifat inklusif adalah pendekatan untuk membangun dan mengembangkan sebuah lingkungan yang terbuka, mengajak dan mengikutsertakan semua orang dengan berbagai perbedaan latar belakang.

Inklusivitas berasal dari kata inklusi, kata ini diambil dari kata “inclusion” yang berarti mengajak masuk atau mengikutsertakan. Lawan kata inklusi adalah eksklusif atau eksclusion, artinya menegasi atau mengeluarkan. Dengan demikian inklusivitas merujuk kepada sikap menerima atau mengajak kepada siapa saja tanpa melihat perbedaan dalam konteks sosial. Sebagai sebuah sikap, inklusivitas senantiasa dikaitkan dengan sikap masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya. 

Lingkungan inklusif adalah lingkungan sosial masyarakat yang terbuka, ramah, meniadakan hambatan dan menyenangkan karena setiap warga masyarakat tanpa terkecuali saling menghargai dan merangkul setiap perbedaan. Dalam hal ini, masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat digital.
Masyarakat digital identik dengan kebiasaan interaksi dengan media baru dalam berkomunikasi di dunia digital dan memungkinkan orang -orang dari kelompok -kelompok kecil berkumpul secara online, berbagi, menjual, dan menukar barang serta informasi. Pada intinya kita berada dalam lingkungan yang inklusif dan harus mempunyai “sikap” yang inklusif.



Di era digital ini, kita perlu berpikir secara inklusif karena masyarakat digital identik dengan kebiasaan interaksi dengan media baru melalui konsep metode baru dalam berkomunikasi di dunia digital dan memungkinkan orang-orang dari kelompok-kelompok kecil berkumpul secara online, berbagi, menjual, dan menukar barang serta informasi.

Beberapa alasan mengapa masyarakat digital harus inklusif, antara lain yaitu:
📍Internet bukan lagi barang baru di Indonesia. Oleh sebab itu internet seharusnya bisa dinikmati oleh siapapun dengan mudah.
📍Dunia digital cenderung mempertajam perbedaan dan mempeluas keragaman, baik dari  aspek fisik maupun pandagan, sehingga berpotensi menimbulkan kerawanan sosial.
📍Keunikan yang hadir sebagai sebuah keniscayaan, perlu mendapat perlakuan yang  proporsional sesuai kondisi keunikannya sehingga mereka dapat menikmati layanan dan kebutuhan sebagaimana layaknya anggota masyarakat digital lainnya.
📍 Hak untuk memperoleh akses layanan dan kebutuhan di dunia digital untuk berbagai keperluan seharusnya mampu menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.

Dari keempat alasan tersebut kita dapat mengetahui, bahwa kita tidak bisa menghindari dunia digital. Pilihannya hanya ada dua yaitu ikut serta atau tertinggal. 
Setiap anggota masyarakat berhak mendapatkan layanan internet untuk mempercepat pemerataan pembangunan dan peningkatan sumber daya manusia .


Ada tiga hal penting dalam inklusivitas dunia digital  antara lain yaitu :
✍️ Keunikan fisik dan kemampuan,
✍️ Perbedaan dan keragaman
 ✍️ Keunikan fisik dan kemampuan





Secara umum dapat diupayakan ketersediaan layanan dan sarana bagi semua warga masyarakat, tetapi dengan catatan tidaklah bisa sama untuk semua orang walaupun mereka tinggal dalam satu lingkungan masyarakat. Hal itu karena setiap individu dalam masyarakat unik dan berbeda. Dengan demikian maka setiap orang dalam masyarakat memerlukan cara berbeda berupa layanan dan sarana khusus yang sesuai dan tepat dengan keunikan dan keperluan khususnya. Untuk itu, masyarakat dengan sifat inklusif ini mempunyai sikap toleran yang tinggi. 

Kebetulan saya pernah mengajar anak-anak murid berkebutuhan khusus di sekolah saya yaitu SMP Negeri 9 Samarinda, dimana sekolah kami terdapat sekolah Reguler dan Terbuka. Di sekolah kami pun tetap menerima anak-anak murid yang berkebutuhan khusus (Insklusif). Memang jika kita berhadapan dengan mereka, dibutuhkan kesabaran yang tinggi untuk mengajar dan mendidik mereka. Jika dibandingkan murid yang reguler atau umum. Namun, disinilah kita diuji kesabaran sebagai guru menjadi ladang amal jariah kita dimasa yang akan datang. Dibalik kekurangan yang dimiliki, masih ada kelebihan yang dimiliki anak-anak Insklusif tersebut. Begitu juga bagi anak murid reguler  mereka belajar untuk memiliki sikap empati, toleransi dan tenggang rasa terhadap mereka. Dan belajar membaur  bersama dengan teman-teman mereka yang berkebutuhan khusus.  Untuk siswa berkebutuhan, mereka mendapatkan stimulasi tentang teman seusianya yang dapat membantunya untuk beradaptasi dengan lingkungan luas, tidak hanya bertemu teman dengan kebutuhan yang sama saja. 

Semua anak dilahirkan dalam kondisi murni. Bagaimana ia menjadi anak yang eksklusif atau inklusif, sangat tergantung pada pendidikan orang tua dan lingkungan. Banyak alat untuk pembelajaran inklusivitas. Nilai-nilai inklusivitas hendaknya ditanamkan sejak kecil. Orang tua perlu mengajarkan pada anak tentang kesetaraan gender, menumbuhkan empati pada teman yang berbeda tingkat ekonomi, tingkat kecerdasan, dan mengenalkannya dengan berbagai suku, ras, dan agama.

Jadi, dapat kita simpulkan bahwa ada beberapa manfaat dengan menerapkan sikap inklusif pada masyarakat yang dapat memberikan sifat positif untuk kita yaitu antara lain : 
🌷 Dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan harga diri
🌷 Dapat menghargai pesan budaya yang sesuai dengan tradisi yang dianut.
🌷  Mampu menghargai perbedaan sebagai sesuatu yang wajar.
🌷Dapat lebih mengembangkan kecakapan berkomunikasi dengan produktif guna    mempersiapkan kehidupan yang lebih baik.
🌷  Dapat menghargai diri sendiri dan orang lain.
🌷 Mempunyai hak dan kewajiban yang sama
🌷 Masyarakat menjadi terbuka dan cerdas
🌷 Masyarakat menemukan lebih banyak  calon pemimpin masa depan yang disiapkan untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat.
🌷 Menjadi tidak ada perbedaan yang membedakan
🌷 Masyarakat menjadi lebih dekat satu sama lain.

Betapa indahnya hidup jika inklusivitas bisa dihadirkan di sekitar kita, karena sudah seyogyanya sikap insklusif harus tertanam pada diri kita sejak dini, mengingat pada dasarnya "manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain" Mari kita berpegang tangan bersama saling membahu satu sama lain.


 (Dokumentasi Pribadi)


"Keberanian untuk melakukan hal yang kita takuti adalah alasan bagi turunnya campur tangan Tuhan" 

Tidak ada komentar:

Puisi IKN Oleh Linda Haryati

Membiru Langitku di IKN Oleh Linda Haryati Selangkah demi selangkah Jejak langkah kutinggalkan Menampak jejak yang terpatri Di langit biru N...