Senin, 08 November 2021

Yuk, Kelola Jejak Digital yang Baik

Guru Motivator Literasi Digital 2 


GMLD 2 Resume 2






Di pertemuan pelatihan kedua ini, sebagai narasumber yaitu Bapak Drs. Dedi Dwitagama, M.Si dan dipandu oleh Moderator Ibu Helwiyah. Beliu memaparkan tentang bagaimana Mengelola Jejak Digital yang Baik.  Sehubungan dengan tema pelatihan kedua ini. Yuk, kita intip profil nara sumber kita di mesin pencarian Mbah Google, coba kita ketik nama Dedi Dwitagama di google. Ternyata banyak foto-foto beliau di google. Ada foto beliau sebagai pembicara di acara televisi, memenangkan lomba, profil beliau blogger dan lain sebagainya. 




Pertemuan kedua ini dimulai dengan sharing informasi tentang guru atau dosen favorite kami beserta alasannya. Menyikapi hal tersebut, tentu saja banyak sekali chat kenangan dari kami pun terus membanjiri kelas. Dan saya pun flashback berusaha mengingat kembali nama-nama guru saya dari tingkat bangku merah sampai kuliah. Kemudian saya teringat dengan guru atau pun dosen yang sangat membekas dalam kenangan saya. Ada tiga guru dan dosen yang saya pilih, antara lain :

 ðŸ’« Bapak Prof. Dr. I Nyoman Sudana Degeng, M.Pd

Beliau adalah dosen saya di S1 Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Malang. Beliau pernah ditetapkan sebagai Profesor termuda pada tahun 1998 karena berkat penelitian beliau, sehingga muncul pola paradigma baru di dunai pendidikan yang dikenal dengan paham Konstruktivistik . Di mana beliau menerapkan kepada para mahasiswa-mahasiswinya untuk berpikir konstruk, memberikan kebebasan kepada kami untuk berpendapat dan suasana belajar mengajar pun tidak formal seperti pada biasanya, lebih have fun suasana mengikuti perkuliahan beliu sehingga tidak merasa bosan mengikuti perkuliah. Sosok dosen yang kharismatik, ramah, rendah hati dan metode mengajar yangg selalu kreatif dan inovatif. Beliau selalu memotivasi saya untuk semangat belajar agar terus melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi lagi. Saat saya ketik nama beliau di search engine google, muncullah nama, gelar, tempat beliu bekerja, hasil-hasil jurnal penelitian, buku-buku hasil karya tulisan beliau dan menjadi narasumber di berbagai kegiatan seminar atau perkuliahan umum. Berikut foto Bapak Prof. Dr. I Nyoman Sudana Degeng, M.Pd. 




💫 Bapak Dr. R. Chusnu Yuli Setyo, M.Pd

Beliau guru saya di bangku putih abu-abu, sosok guru yang humoris dan bisa merangkul anak murid, dan mengayomi. Beliau guru Bahasa Inggris saya di waktu di SMA. Yang membuat saay sangat terkesan dengan beliu adalah sikap humoris, ramah, bersahabat dengan anak murid, asertif dan metode mengajar yang kreatif dan tidak membosankan. Berkat beliu, merubah mindset  saya tentang pelajaran Bahasa Inggris yang dulu adalah pelajaran yang tidak disukai, atau menjadi pelajaran “momok” bagi sebagian murid selain Matematika, tetapi akhirnya menjadi pelajaran yang sangat disukai dan membuat saya mengikuti jejak beliau menjadi guru Bahasa Inggris juga. Saat saya searching nama beliau di google, inilah tampilannya : 




💫 Ibu Nor Hasanah

Beliu guru saya di bangku putih merah, sosok guru yang sangat kharismatik, ketika di bangku SD, bisa dikatakan saya mengalami bullying karena fisik saya yang mungil, dan kadang sering jadi bahan ejekan teman-teman di bilangi “cebol” karena ukuran badan saya kecil. Tapi beliau selalu perhatian, melindungi dan mendukung saya untuk menumbuhkan rasa percaya diri kepada saya, bahwa di samping ada kekurangan ada kelebihan dalam diri manusia. Kelebihan yang ada di dalam diri saya itulah, beliau asah sehingga saya sering terpilih mewakili sekolah untuk mengikuti lomba-lomba baik dari bidang akademik maupun non-akademik. Sehingga lambat laun, menumbuhkan rasa percaya diri saya, yang dulu saya adalah anak yang pemalu dan minder menjadi sosok yang berani tampil di depan orang banyak dan penuh percaya diri.   Namum, ketika saya berusaha mencari jejak digital beliau di internet, tidak dapat saya temukan wajah beliau, tapi sosok wajah yang lain dengan nama yang sama, selain beliu sudah lama berpulang kerahmatullah 29 tahun yang lalu dan juga di masa itu belum ada internet seperti saat sekarang. Banyak momen indah yang saya rasakan selama menjadi anak murid beliau.  Walau jejak beliau tidak dapat saya temukan secara digital, tetapi selalu terekam jejak beliau dalam sanubari saya dan tak lekang oleh waktu selalu terpatri.

Namun, jika dipikir kembali mengapa nama Ki Hajar Dewantara, Imam Bonjol, R.A Kartini dan para pahlawan pejuang kemerdekaan yang lain, dimana pada saat itu belum ada internet, tetapi jika melakukan pencarian melalui search engine google, kita dapat menemukan jejak rekam mereka. Tidak mungkinkan para pahlawan ini mengarsipan cerita, file atau dokumentasi berupa foto atau lukisan oleh mereka. Kemudian dipublikasikan oleh pemerintah, orang lain atau pihak kerabat keluarga terkait seperti yang dilakukan oleh saya.   

Saya adalah anak dari salah satu Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia tercinta ini, yaitu pejuang dari Balangan Kalimantan Selatan. Pada zaman dulu, belum ada yang namanya internet, tetapi orangtua saya baik Ayanda dan Ibunda menyimpan semua jejak rekam perjuangan beliau selama hidupnya, sehingga bukti dokumentasi tersebut akhirnya di apresiasi oleh Pemerintahan Balangan Kalimantan Selatan, kemudian Ayanda ditetapkan sebagai Pahlawan daerah. Saya sebagai anak pun merasa bangga dan terhormat bisa menjadi anak dari seorang pejuang kemerdekaan RI, sehingga saya membuat Buku Biografi tentang rekam jejak perjuangan beliau. Jika melakukan pencarian di mesin pencarian di google, maka akan ditemukan berita dan foto dokumentasi tentang beliau Sang Sejuang kemerdekaan Lettu H. Awang Nasir. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat beritanya melalui link web ini  https://banjarmasin.tribunnews.com/2019/11/10/jenazah-pahalwan-almarhum-lettu-awang-nasir-kini-disemayamkan-di-taman-makam-pahlawan-balangan




Buku Biografi
 Lettu H. Awang Nasir Sang Pejuang Balangan 




Jadi, apa yang dimaksud dengan jejak digital ? 
Jejak digital adalah data atau informasi yang dibagikan pengguna dengan sengaja melalui media sosial atau situs web. Menurut Pak Dedi akan sangat rumit jika kita harus mengelola jejak digital sendiri, sehingga diperlukan orang lain untuk memperkuat jejak digital kita. Dunia digital saat ini akan menjadi sangat tak terbatas, apapun yang kita lakukan bisa saja terekam dalam jejak digital selagi kita masukkan kegiatan tersebut ke dalam dunia digital yang dapat berupa facebook,instagram, blok, situs pribadi, web dan lain sebagainya. Meski kita berada pada suatu daerah yang tergolong terpencil pun, kita  masih bisa merekam jejak digital. 

Menurut Pak Dedi, “ Kalau menurut saya apapun yang kita posting di internet pasti akan terekam secara digital baik itu berupa foto, karya tulisan dan lain sebagaianya. Karena internet ini luas ruangannya bisa menyeluruh, mendunia bahkan di pelosok manapun bisa membacanya, itulah kekuatan internet. Jadi, harus lebih hati-hati dan bijak dalam memposting segala sesuatu karena nanti semua akan terekam secara digital. Apabila kita melakukan hal yang tidak baik atau negatif, maka akan diposting oleh orang lain dan akan menjadi meciptakan imej rekam jejak digital yang negatif bagi kita, oleh karena itu kita harus menjaga etika dan aturan yang bijak dalam berposting sesuatu di internet.” 

Kesimpulannya, bahwa seseorang bisa dikatakan hebat jika memiliki jejak rekam digital tentang dirinya yang baik dan terus meng up date  dirinya, hanya saja harus lebih “bijak” dalam berselancar di dunia digital, khususnya terkait menyebarkan informasi pribadi agar tetap aman dan tidak  disalahgunakan oleh manusia yang tidak bertanggung jawab,  walau pada saat ini, semakin canggih dan mudah dalam mengakses internet.

Di akhir pelatihan, nara sumber menutup dengan pesan ; Ada peribahasa , “ Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belangnya, manusia mati meninggalkan nama.” . Oleh karena itu, tinggalkan jejak digital yang baik untuk anak cucu kita, agar bisa selalu mereka ingat dan kenang selalu.


Menulis adalah sebuah kesempatan agar kita selalu berbagi dalam hidup kita”


Tidak ada komentar:

Puisi IKN Oleh Linda Haryati

Membiru Langitku di IKN Oleh Linda Haryati Selangkah demi selangkah Jejak langkah kutinggalkan Menampak jejak yang terpatri Di langit biru N...